Pada hari Jum'at, tanggal 1 November 2019 bertempat di UNNES Semarang, PELBAKORI mendapatkan undangan Dialog Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Program G to G Korea bersama Perwakilan dari Kedutaan Besar Indonesia di Korea, Kepala HRD EPS Center Indonesia, BNP2TKI dan BP3TKI Semarang. Perwakilan dari PELBAKORI kurang lebih ada 20 peserta dari jajaran Pengurus maupun anggota.
Bapak Budiono selaku Kasubdit Penyiapan Penempatan Pemerintah BNP2TKI menyampaikan paparan tentang proses G to G Korea.
Bapak Adri (Perwakilan KBRI Seoul)


Sistem pengiriman PMI ke Korea melalui program G To G sudah bagus, jadi kesejahteraan dan keamanannya sangat terjamin.
PMI perikanan memiliki tantangan khusus, sehingga KBRI berharap PMI yang bekerja di sector perikanan sudah memiliki keahlian dibidangnya, saat ini ada sekitar 5.700 PMI perikanan di Korea.
Kendala yang di hadapi PMI perikanan di Korea, rata-rata karena belum siap bekerja diperikanan, sehingga mengakibatkan berbagai hal seperti baru bekerja seminggu minta pulang ke Indonesia, minta pindah tempat kerja, bahkan banyak yang kabur dari tempat kerja.
Faktor penyebabnya antara lain :
Cuaca di Korea yang sangat ekstrim, pada musim salju cuaca sangat dingin dan angin kencang.
Jam kerja tidak menentu, terkadang hari minggu tetap bekerja dan berangkat pada malam hari atau dini hari.
Kondisi penerimaan gaji juga lebih fleksibel/tidak tetap, misal pada panen raya gaji cenderung besar dan pada musim penangkaran benih gaji lebih sedikit.
Tugas KBRI adalah melindungi, melayani dan memberdayakan PMI.
Melaksanakan program Wellcoming PMI yaitu menyambut kedatangan mereka saat pertama kali menginjakkan kaki di Korea agar tidak merasa kaget karena tidak bertemu dengan orang Indonesia.
Menyampaikan informasi situasi kerja di Korea, memberitahu bagaimana cara beradaptasi di Korea dan memberi motivasi kepada mereka agar semangat menjalani hidup di Korea.
KBRI berharap PMI perikanan adalah mereka yang punya skill di bidang perikanan, siap mental bekerja di Korea.
Penguasaan bahasa korea menjadi faktor penting dalam bekerja di Korea
Menggagas rencana kedepan apa yang akan dilakukan setelah pulang ke Indonesia dan upaya apa yang di lakukan saat ini untuk mencapai tujuan tersebut.
KBRI berharap PMI ke Korea hanya 1 periode saja, selabihnya harus bisa berdikari di Indonesia, karena pergi ke Korea berulang kali bisa dianggap kegagalan bagi PMI tersebut
Mr. Choi (Perwakilan HRD EPS Center)
Pada hari ini sedang berlangsung ujian skill, ujian skill bersifat tertutup, tidak semua orang bisa masuk dan melihat pelaksanaan ujian skill.
Pelaksanaan ujian skill di laksanakan secara maksimal dan terbuka, tidak ada pihak manapun yang bisa mempengaruhinya, supaya pelaksanaan berlaku adil.
Permasalahan PMI illegal perikanan cukup tinggi di banding PMI Manufaktur, meskipun jika di bandingkan dengan Negara lain termasuk rendah.
Salah satu penyebabnya adalah sebagian besar PMI fishing adalah mereka yang tidak lulus pada ujian manufactur lalu pindah mengikuti ujian perikanan, padahal mereka tidak memiliki skill maupun pengalaman di bidangnya.
Cuaca di Indonesia dan korea sangat berbeda, apalagi PMI yang tidak pernah naik kapal ini sangat bermasalah, maka lebih bagus jika PMI adalah mereka yang sudah terlatih di bidangnya, sehingga bisa mengurangi resiko.
Agar LPK memberi kebebasan kepada PMI untuk menentukan pilihan mereka mengenai bidang pekerjaan apakah bidang perikanan atau manufactur, bukan berdasarkan arahan LPK.

Berkaitan dengan pertanyaan PELBAKORI mengenai adanya Calon PMI yang ditempatkan pekerjaan tidak sesuai dengan bidang yang dipili dari BNP2TKI menyarankan pada saat prelim dan menerima surat perjanjian kerja, harap di baca teliti terlebih dahulu, jika dalam surat perjanjian kerja tidak sesuai dengan jenis pekerjaan saat mendaftar maka jangan ditandatangani, selama ini PMI langsung menandatangani walaupun tidak sesuai dengan pilihanya. KBRI menyarankan jika tidak sesuai pekerjaan yang di pilih, PMI bisa mengajukan permohonan pindah tempat kerja sampai 3 x. Jadi tidak ada alasan untuk kabur.
KBRI selalu siap membantu permasalahan PMI termasuk Gaji tidak di bayar, Karena sistem bisa di pantau secara online, jika ada kasus tersebut PMI bisa melapor ke NODONGBU (DepnakerKorea) dan KBRI akan terus memantau Track permasalaan dan penangannya sampai tuntas. Namun rata rata PMI sering tidak bersabar dan jika permasalahanya tidak terselasaikan dengan cepat maka langsung kabur mengikuti temannya yang sudah kabur terlebih dahulu.
Sedangkan usulan untuk dibuka sektor lain selain Manufaktur dan Perilanan sangat dimungkinkan ada kerjasama penambahan sektor pekerjaan di Korea, Pada tangal 25 November 2019 nanti akan ada kunjungan Presiden Jokowi ke Korea dan akan membicarakan mengenai kemungkinan kerjasama penambahan sektor pekerjaan selain Manufaktur dan Perikanan. Perlu di ketahui saat ini Indonesia menempati rangking ke-4 dalam jumlah pekerja migran di Korea yang melalui program EPS, dengan urutan Vietnam, Kamboja, Nepal, Indonesia. Dan menempati urutan ke-10 dalam jumlah total pekerja asing yang ada di Korea.
Sedangkan permasalahan mengenai Calon PMI yang dinyatakan Unfit buta warna parsial padahal setelah dicek ditempat lain dinyatakan normal Direktur RS Pelabuhan, dr. Ari mengatakan pihak rumah sakit sangat hati-hati dalam melaksanakan medikal karena jika ada kesalahan pemeriksaan hasil medikal dan dinyatakan UNFIT di Korea, maka otomatis akan dipulangkan dan biaya kepulangan PMI dibebankan kepihak RS Pelabuhan. Setiap PMI yang dinyatakan UNFIT pihak rumah sakit akan merujuk ke BKKP dan di antar langsung oleh petugas rumah sakit. Sebaiknya PMI yang akan melakukan medical chek-up tidak langsung hari pertama ketika mereka baru datang dari daerah, karena kondisi lelah bisa mempengaruhi penglihatan dan mengakibatkan mata tidak bisa melihat dengan optimal. Sebaiknya diberi waktu istirahat yang cukup dan kondisi tenang dan siap mental sebelum melakukan pemeriksaan medical chek-up. Dalam waktu dekat rumah sakit pelabuhan bisa menerima pemeriksaan kesehatan khusus pekerja pelaut. Karena ada standard khusus pemeriksaan bagi pekerja pelaut.